Forkopimda Jatim Cek Tempat Isoter Untuk Masyarakat Surabaya Raya

 


Surabaya - Forkopimda Jawa Timur melakukan pengecekan di beberapa tempat, yang nantinya akan digunakan untuk masyarakat, dalam melakukan Isolasi Terpusat (Isoter), sebagai persiapan menghadapi gelombang ketiga Covid-19. 


Hari ini, Senin (7/2/2022), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, dan Kajati Jatim Mohamad Dofir, serta Walikota Surabaya Eri Cahyadi, melakukan pengecekan di tempat Isoter, untuk wilayah Surabaya Raya yang berada di Asrama Haji Sukolilo dan Rumah Sakit Darurat Lapangan Tembak Surabaya.


Di titik pertama, yakni Asrama Haji Sukolilo Surabaya, di tempat ini Forkopimda berkomunikasi dengan para tenaga kesehatan terkait kesiapan isoter di tempat tersebut. Sementara, di Asrama Haji ini terdapat 2 gedung 3 lantai yang disiapkan, yakni gedung Shofa dan Zam-zam. 


Total kamar yang berada di isoter ini sebanyak 432 kamar, untuk masing-masing kamar diisi 3 bed dan 1 kamar mandi dalam. Sementara, sudah ada 204 kamar yang telah diisi. Nantinya, setiap kamar akan diisi oleh pasien gejala ringan dan tanpa gejala. 


Sementara, jumlah tempat tidur di RS Lapangan Tembak yang tersedia adalah 187 yang terdiri dari 88 bed di gedung B1, 89 bed di gedung B2, dan 10 bed di IGD. RS ini masih belum ditempati pasien, tapi ada 40 orang Satgas yang sudah bersiap.


Khofifah menilai, kedua isoter yang di Surabaya itu dalam keadaan baik dan layak. Mengingat, fasilitas mulai dari tempat tidur, kamar mandi, hingga tenaga kesehatan telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. 


"Ini tempatnya bagus sekali. Pelayanannya juga sangat bagus dan siap reaktivasi. Dengan ini, kami berharap agar bisa membantu proses recovery dan menjaga pasien tetap dalam kondisi baik," ucapnya saat meninjau isoter,. 


Pada kesempatan yang sama, Khofifah berpesan agar pasien terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan maupun tanpa gejala bisa berobat ke isoter dan bukannya rumah sakit rujukan. Mengingat, hal tersebut dapat mengurangi beban RS yang berfokus pada pasien gejala sedang dan berat. 


"Ini sudah cukup nyaman, jadi untuk masyarakat Surabaya Raya dengan gejala ringan atau tanpa gejala, jangan datang ke rumah sakit tapi datanglah ke isoter-isoter ini. Karena di isoter, kondisi pasien bisa lebih terkontrol sehingga kalau gejalanya meningkat, bisa langsung dirujuk ke RS terdekat," pintanya. 


Selain itu, Khofifah meminta agar pemerintah bisa bersiap menghadapi lonjakan kasus yang diperkirakan jatuh pada akhir Maret mendatang. Ia berpesan, agar pemerintah terus meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T) serta pelayanan kuratif lainnya. 


"Seperti yang diprediksi oleh Kementerian Kesehatan bahwa 25 Maret nanti adalah puncak melonjaknya Covid-19 untuk semua varian. Maka tugas pemerintah adalah meningkatkan 3T. Selain itu, ada 3 hal lain yang harus dipersiapkan. Yakni kesiapan rumah sakit, isoter, juga kerelawanan untuk PPKM Mikro," jelasnya. 


Lebih jauh, mantan Menteri Sosial RI itu meminta masyarakat untuk bekerjasama memutuskan rantai penyebaran Covid-19 dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan, serta membatasi mobilisasi (5M). 


"Pemerintah sudah mengusahakan yang terbaik itu pelayanan kuratifnya. Maka, saya minta sinergi masyarakat untuk melakukan tindakan preventif dengan terus menerapkan 5M agar daerah aglomerasi seperti Malang Raya dan Surabaya Raya ini terjaga dari lonjakan kasus," tuturnya. 


"Kami bersama Forkopimda kami ingin memastikan semua sudah bersiap untuk memberikan pelayanan dan perlindungan terbaik kepada masyarakat Jawa Timur. Semoga krisis ini cepat berlalu," tutupnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama