Tradisi di Dojo/Sasana 'Schreuder', Penyambutan Atlet Usai Berlaga Diberikan 'Degan/Cengkir'



SALATIGA – Usai mengikuti Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2024 yang digelar di Muliti Purpose Hall Brunai Darussalam, Minggu (29/9/2024), sejumlah atlet Wushu dari Sasana "Schreuder" Salatiga yang tergabung dalam kontingen Indonesia langsung 'balik kandang'. Dari Brunai Darussalam tiba di Jakarta dan langsung diterima Ketua PB Wushu Indonesia Airlangga Hartarto pada Senin (30/9/2024). Selanjutnya, malam hari langsung menuju Salatiga. 


Pelatih Wushu Sasana Schreuder Salatiga Imam Tauhid Ragananda menjelaskan, bahwa atlet Sasana Schreuder yang berlaga dalam kejuaraan dunia di Brunai dan tergabung dalam kontingen Indonesia adalah Kiemas Sakti Negara - Boy's Children 52 kg, Adriana Rosa Aurelia Putri - Junior 48 kg, Saddam Ahmad Assegaf - Junior 56 kg - Muhammad Raihan Zaky Robbani - Junior 70 kg. 


"Dari empat atlet Wushu tersebut, Kiemas Sakti Negara berhasil meraih medali Emas setelah berhasil menundukkan atlet dari Turki. Lalu, Adriana Rosa Aurelia Putri meraih medali Perak. Semua ini adalah rencana Tuhan dan para atlet itu sangat luar biasa. Mereka dengan mengerahkan kemampuannya maksimal berhasil meraih kemenangan. Sekali lagi, semua ini rencana Tuhan," ujar Imam Tauhid Ragananda kepada awak media, Selasa (01/10/2024). 


Ditambahkan, setelah melakukan perjalanan darat Jakarta - Salatiga, kedatangan atlet dari Sasana Schreuder ini disambut oleh seluruh atlet Sasana Schreuder, orangtua atlet, para pelatih serta pengurus Sasana Schreuder. Sampai di Sasana Schreuder, Cabean, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga atlet dan pelatih Wushu disambut dengan disajikan Kelapa Muda atau Degan atau Cengkir. Penyambutan seperti ini selaku dilakukan Sasana Schreuder, saat para atlet usai berlaga. Selanjutnya usai menerima Degan/Cengkir itu, mereka semua sujud syukur di Sasana. 


"Mengapa kita sediakan Degan atau Cengkir, ini ada arti dan maksud tersendiri. Cengkir punya maksud "Ngencengke Pikir" artinya harapannya para atlet untuk tidak mudah berpuas diri dan tetap 'kenceng' dalam berlatih dan belajar. Sedangkan, Degan itu sendiri diibaratkan sebagai "penetral" atau pembersih. Kedepannya, para atlet di Sasana Schreuder tetap sehat  setelah berjuang keras di Brunai, " tandas Imam Tauhid Ragananda didampingi Puspa Aprilia dan Puspita Triana Gustin. (HERU SANT).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama