Produk Potpourri "Sekar'E Arum" Prodi IE FEB UKSW, Olah Limbah Bunga Jadi Pengharum Ruangan - Satu-satunya Lolos Pendanaan/Pembiayaan P2MW Kemdiktisaintek


SALATIGA - Bunga tabur yang tersisa dan pasti tidak laku dijual maupun bunga sisa atau limbah dekorasi pastinya akan terbuang dengan sia-sia dan akhirnya hanya menjadi tumpukan sampah. Namun, melalui tangan-tangan kreatif dari mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi -Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKSW Salatiga, bunga-bunga yang tidak terpakai itu diolah hingga dapat menghasilkan produk yang bermanfaat. Dan bunga-bunga tersebut dijadikan "Pot Pourri" yang digunakan untuk mengharumkan ruangan dengan berbagai kemasan. Produk ini diberi nama "Sekar'E Arum". Demikian dikatakan Elisa Amalia Triananda, mahasiswa Prodi IE FEB UKSW '2023 kepada awak media, di stand FEB UKSW dalam acara Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2025 di UKSW Salatiga, Selasa (07/10/2025) siang. 


"Untuk mendapatkan bunga-bunga tersebut, kami menggandeng petani dan pedagang bunga di Bandungan, Kab Semarang. Yang kami butuhkan adalah bunga-bunga yang sudah tidak terpakai atau tidak terjual. Dari pada di buang percuma, sisa-sisa bunga tersebut kami manfaatkan dan dikeringan serta diolah menjadi "Potpourri". Dan langkah kami ini, para petani dan pedagang bunga sangat bangga dan senang. Bahkan, membantu pula perekonomiannya," kata Elisa Amalia Triananda didampingi Dr Birgitta Dian Saraswati SE MSi, selalu Dosen Pembimbing Tim Sekar"e Arum Prodi IE FEB UKSW. 


Ditambahkan Elisa, selain memanfaatkan bunga-bunga tersebut dan apabila ingin memunculkan aroma wangi-wangian dapat ditambahkan esensial dengan cara di teteskan para bunga kering itu. Dengan penambahan esensial ini, maka bisa bertahan 2-4 minggu bahkan hingga 2 bulan. Dan bau wanginya tidak akan hilang. 


"Intinya "Potpourri" ini berfungsi sebagai pewangi alami untuk ruangan maupun almari dengan aroma yang lembut dan menenangkan. Bahkan, ini menjadi alternatif sehat dibandingkan dengan pengharum ruangan yang sintetis. Produk ini kami kemas yang dapat dijadikan souvenir unik untuk berbagai kegiatan atau acara. Dan utamanya bagaimana dapat menghasilkan nilai emosional dan daya tarik yang estetik," terang Elisa. 


Semantara itu, Dr Birgitta Dian Saraswati SE MSi, selalu Dosen Pembimbing Tim Sekar'E Arum mengatakan, bahwa dalam Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) 2025 di UKSW Salatiga ini, Prodi Ilmu Ekonomi FEB lebih menonjolkan  pada "ekonomi kreatif dan ekonomi sirkuler". Yang utamanya lebih meminimalkan kerusakan alam yakni mengolah produk dari sampah menjadi produk yang bernilai guna tinggi dan menghasilkan. 


"Disini kami menekankan pada "ekonomi sirkuler" melalui produk yang kita kemas dengan nama 'Sekar'E Arum' ini. Dan merupakan produk satu-satunya dari UKSW yang lolos pembiayaan atau pendanaan P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha) dari Kemdiktisaintek. Selain itu, kami juga menggandeng petani dan pedagang bunga di Bandungan, Kabupaten Semarang untuk memperoleh bahan bakunya," jelas Dr Birgitta Dian Saraswati SE MSi kepada awak media, Selasa (07/10/2025). 


Lebih lanjut diterangkan, apa yang dilakukan ini ada dampak dan manfaatnya. "Sekar'E Arum" ini dapat membantu petani memperoleh pendapatan lebih stabil melalui produk alami dan harganya yang terjangkau masyarakat. Selain itu, mengurangi limbah bunga yang bisa menyebabkan gas metana demi menjaga lingkungan. Dan juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemanfaatan potensi florikuktura Bandungan. 


"Untuk manfaat produk Sekar'E Arum ini adalah harum alami (sebagai pengharum ruangan, estetik dan elegan, dan awet serta ramah lingkungan. Bahkan, keunggulan dari produk ini yakni seratus persen dari bahan alami pilihan, untuk arona bisa tahan 3-4 minggu bahkan 2 bulan, dan kemasannya eksklusif serta pas untuk souvenir. Intinya, produk "Sekar'E Arum" Potpourri (campuran bahan tanaman alami kering seperti bunga, rempah, dan buah yang digunakan untuk mengharumkan ruangan). Dengan kata lain dari bunga terbuang lahirlah peluang yang menghasilkan dan bernilai ekonomi," tandas Dr Birgitta. (HERU SANT).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama