Kapolres Klungkung, PJU dan Kapolsek Jajaran Nobar Wayang Kulit dengan lakon “Wahyu Makutharama” Via Zoom di Aula JDP



Klungkung - Bertempat di Aula Jalaga Dharma Pandhapa Polres Klungkung telah berlangsung kegiatan Nonton Bareng Pergelaran Wayang Kulit dengan lakon “Wahyu Makutharama” secara Zoom yang diselenggarakan di Lapangan Bhayangkara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M.


Hadir dalam kegiatan Nonton Bareng Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta,S.I.K.,S.H., didampingi Wakapolres Klungkung Kompol Dewa Ketut Darma Aryawan,S.T.,M.M., bersama dengan Pejabat Utama, Kapolsek Jajaran Polres Klungkung dan Dandim 1610/Klungkung yang diwakilkan oleh Danramil 1610-01/Klungkung Mayor CAJ I Putu Suteja beserta Perwakilan dari Personel Polres Klungkung dan Ibu Bhayangkari, Pada Jumat, 3/2/2023 Malam



Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta,S.I.K.,S.H.,menyampaikan saat Nonton Bareng di Aula JDP Polres Klungkung bahwa secara garis besar Pergelaran Wayang Kulit dengan lakon “Wahyu Makutharama” sendiri merujuk pada wahyu ilahiah yang diturunkan bagi para pemimpin yang sedang berada di tengah berbagai permasalahan maupun problem. Wahyu ini turun dan menjadi petunjuk, bekal, maupun bentuk lainnya yang menuntun pemimpin dalam merumuskan langkah yang tepat dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Wahyu ini juga dikenal dengan nama Hasta Brata dalam agama hindu.


Dalam konteks perwayangan, Wahyu Makhutarama juga menjadi salah satu pembahasan ikonik yang melibatkan berbagai tokoh-tokoh besar pewayangan, khususnya Arjuna. Cerita tentang Wahyu Makhutarama bermula pada titah Duryudana di Astina, yang merupakan guru Pandawa dan Kurawa, yang mengutus Adipati Karna, Pandawa dan Kurawa pergi ke Gunung Kutharungu. Gunung tersebut merupakan tempat pertapaan Swelagiri. 


Perintah ini dikeluarkan Duryudana karena ia mendapat wangsit dalam mimpinya bahwa barang siapa yang bisa memiliki Makuta Sri Batararama, maka ia akan menjadi sakti, dan akan menurunkan raja-raja Tanah Jawa. Adipati Karna yang dikenal taat pun pergi menjalankan tugasnya ke Kutharungu.  (*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama