Kisah Janda Yang Anaknya Terpaksa Putus Sekolah Karena Ekonomi Yang Serba Pas-Pasan

 



Sidoarjo,Kemiskinan masih menunjukkan wajahnya di tengah kota Sidoarjo yang terus bergeliat maju.

Jerat kemiskinan itu salah satunya masih membelit hidup warga Desa Tulangan kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo Jawa timur.


Ketika usianya saat ini menginjak 43 tahun, berada dalam kesendirian tanpa suami di sisinya. Dwi Noviyanti (43) warga Desa Tulangan kabupaten Sidoarjo Hidup dengan dua anaknya dengan ekonomi yang serba pas-pasan.

Ditengah gencarnya program pengentasan kemiskinan, ternyata masih saja ada anak putus sekolah. Di Desa Tulangan RT/RW 002/004 kecamatan Tulangan , Anak seorang janda kurang mampu putus sekolah.

Dua anak tersebut bernama ES (17) dan RA (10). Dua anak janda kurang mampu bernama Dwi Noviyanti (43).RA (10) tidak sekolah Sedangkan kakaknya ES sekolah SMK swasta di Sidoarjo.

Saat ditemui oleh Ketua Yayasan Sapu Jagat Nusantara Sidoarjo Edi.S di kediamannya pada Rabu (1/2/2023), Novi hanya tinggal bersama anaknya. Novi tinggal di tempat tinggal adiknya dengan ukuran rumah yang tidak terlalu besar.

Sambil Menahan tangisnya Dwi Novi yanti menceritakan,”Kondisi ekonomi yang serba pas-pasan yang mengakibatkan anak ke dua RA (10) tidak bersekolah dan kakaknya tetap melanjutkan sekolah SMK,”ujarnya.

Total tunggakan biaya sekolah anak Novi

Yang bikin nangis dan menyentuh hati seorang ibu ketika ingat perkataan anak pertamanya,” Ben aku ae Bu sing sekolah disek terus aku oleh kerjo adek aku sekolahno (biar saya saja yang sekolah dulu nanti kalau sudah dapat kerjaan adek saya sekolahkan),”Novi menirukan pembicaraan anaknya.

Novi menambahkan,”setiap harinya saya bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) akan tetapi sekarang tidak bekerja, untuk penghasilan setiap harinya bekerja serabutan seadanya untuk menopang kehidupan sehari hari,”Ucapnya.


” Untuk bantuan dari Desa di tahun 2022 mendapatkan bantuan setiap 3 bulan sekali sebesar Rp 900,000 dan untuk tahun 2023 dapat atau tidaknya bantuan tersebut belum mengetahui,”kata Novi.


“Saya berharap mendapatkan bantuan dari Dinas Terkait dan pemerintah kota Sidoarjo untuk kelanjutan pendidikan anak-anaknya serta kehidupan setiap harinya terutama di kesehatan karena KIS atau BPJS kesehatan tidak mempunyai jadi kalau anak sakit di beri obat seadanya atau jamu saja,” Ucapnya.

“Karena keterbatasan biaya sampai sekarang ijazah sekolah MTS progresif ES (17)belum di ambil di karenakan ada tunggakan sampai beberapa bulan dengan total mencapai Rp 6.560.000,”pungkasnya.(Nit/Hlim)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama